BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kurang lebih perempat
bagian dari permukaan bumi tertutup oleh air. Dari segi ekosistem air dapat di
bedakan menjadi air tawar, asin, laut, dan air payau. Dari beberapa air
tersebut yang tersebar adalah air laut dan air payau, sisanya adalah air tawar
yang justru dibutuhkan oleh manusia dan banyak jasad hidup lainnya untuk
keperluan hidup.
Limnologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang air tawar dengan segala aspeknya baik fisik, kimia,
dan biologi. Limnologi dapat di artikan pula sebagai cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari perairan daratan yang meliputi
mata air, sungai danau, kolam dan lingkungan seperti parameter fisik, kimia
serta interaksinya dengan kehidupan dari berbagai jenis air.
Ekosistem merupakan
penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme
dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem,
organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik
sebagai suatu sistem.Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan
fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok
untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan
bahwa kandungan kimia atmosfer
dan bumi
sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet
lain dalam tata surya. Disekitar kita, ada banyak sekali ekosistem
yang terjadi, mungkin itu ekosistem air tawar, ekosistem, pantai, ekosistem
darat, dan sebagainya tergantung dari lingkungan tempat hidup makhluk tersebut.
Ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan yang
ada didalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidup didalam
air tersebut dan lingkungan air tawar itu sendiri. Ekosistem
air tawar (inland water) secara umum dapat dibagi menjadi 2 yaitu perairan
lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai periran tenang, misalnya
danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya, dan periran lotik (lotic
water), disebut juga sebagai perairan yang berarus deras, misalnya sungai,
kali, kanal, perit dan sebagainya.
Sebagai suatu ekosistem, perairan tawar memiliki komponen-komponen
sebagai mana ekosistem lain yaitu komponen biotik dan
abiotik. Pada ekosistem perairan komponen biotik yang berperan adalah tumbuhan hijau
sebagai produsen, bermacam-macam kelompok hewan sebagai konsumer, dan
bakteri serta fungi sebagai dekomposer.
Pada prinsipnya ada tiga proses dasar yang menyusun komponen biotik pada
suatu ekosistem tersebut yaitu (a) proses produksi, (b) proses konsumsi, dan (c) proses
dekomposisi. Proses-proses tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain.
Suatu ekosistem dapat
terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan
lingkungan abiotik (habitat). Beberapa organisme perairan (tumbuhan air,
plankton, nekton, bentos, dan perifiton) memiliki peranan penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem perairan. Ekosistem
akan selalu terjaga bila komponen baik biotik maupun abiotik tetap berada pada kondisi
stabil dan dinamis. Komponen abiotik meliputi unsur dan senyawa anorganik,
bahan organik dan parameter lingkungan berupa temperatur, oksigen, nutrien dan faktor fisik
lainyang membatasi kondisi kehidupan. Keterkaitan antar komponen-komponen
tersebut sangat erat, komplementer dan bersifat siklik.
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai organisme
perairan dan peranannya dalam ekosistem perairan tawar.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana peranan beberapa organisme
dalam ekosistem perairan, khususnya perairan tawar.
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas individu pada mata
kuliah Limnologi, juga bertujuan untuk mengetahui peranan organisme dalam
ekosistem perairan, khususnya perairan tawar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tumbuhan Air
dan Peranannya Dalam Ekosistem Perairan Tawar
2.1.1 Tumbuhan Air
Tumbuhan air adalah tumbuhan yang sebagian atau seluruh
daur hidupnya mempunyai kecenderungan membentuk komunitas di perairan. Tumbuhan
air atau hydrofita adalah tumbuhan yang tumbuh di habitat yang basah atau tumbuh
di air, sebagian atau seluruhnya. Jenis tumbuhan yang hidup di dalam atau
di dekat air disebut pula tumbuhan aquatik. Contohnya adalah Ceratophyllum demersum, Chara sp, Eichornia crassipes, hydrilla verticilata, Nymphaea capensis, Lemna minor, Pistia
sp, Trapa sp, Wolffia sp dan sebagainya (Artha, 2011).
Berdasarkan hubungannya dengan
lingkungan air dan udara, tumbuhan hidrofit dapat di bagi menjadi 3 kelompok
tumbuhan aquatik, yaitu :
1)
Tumbuhan
hidrofita yang tumbuh di bawah permukaan air. Merupakan tumbuhan yang berada dan hidup di bawah permukaan air, tanpa
berhubungan langsung dengan atmosfer. Contoh : Hydrilla sp, Myriophyllum sp,
Potomegeton sp dan sebagainya.
2)
Tumbuhan
hidrofita yang tumbuh terapung (floating hydrophytes). Merupakan tumbuhan yang terapung di permukaan air atau sedikit di bawah
permukaan air dan tumbuhnya berhubungan langsung dengan air dan lingkungan
atmosfer., dengan akar tumbuhan yang tidak terbenam atau mengakar di tanah.
Contohnya yaitu Eichornia crassipes
3)
Tumbuhan
hidrofita yang bersifat Amphibi ( amphibious hydrophytes). Merupakan tumbuhan yang beradaptasi pada lingkungan aquatik dan
lingkungan terestis. Jenis – jenis tumbuhan ini tumbuh di perairan dangkal atau
perairan yang berlumpur. Jenis-jenis tumbuhan ini tumbuh di perairan dangkal
atau perairan yang berlumpur. Bagian tumbuhan yang terdapat di permukaan air
(udara) kadang – kadang memperlihatkan sifat – sifat tumbuhan mesofit atau
xerofit, sedangkan bagian yang terendam air atau tenggelam memprlihatkan cirri
–ciri tumbuhan hidrofit sejati. Contohnya adalah Marseilla
crenata.Tumbuhan amfibi yang batangnya terdapatdi permukaan tanah, tetapi
akarnya tetap terbenam di dalam rawa atau tanah yang terendam di sebut sebagai
“tumbuhan rawa”, misalnya Scirpus
grossus (Anonim, 2012).
Gambar
1. Jenis-jenis Tumbuhan Air
2.1.2
Peranan Tumbuhan Air Dalam Ekosistem Perairan Tawar
Tumbuhan air
merupakan produsen utama bagi hewan-hewan yang ada disekitarnya. Keragaman
tumbuhan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang ada di perairan tersebut.
Warna tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh terdapatnya pigmen tambahan yang terlarut
di dalam air yang dinamakan fitoksianin (Bagyo, 2005).
Tumbuhan air memiliki banyak kemampuan seperti yang
dijelaskan oleh Stowell (2000) dalam Artha (2011), tumbuhan ini memiliki
kemampuan untuk menetralisir komponen-komponen tertentu pada perairan.
Penetralan yang dilakukan oleh tumbuhan air ini sangat bermanfaat dalam proses
pengolahan limbah cair. Selain itu, tumbuhan ini juga berperan dalam
menstabilkan pengaruh iklim, angin, cahaya matahari dan suhu misalnya pada
tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) hidup mengapung di air dan kadang-kadang
berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal
tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau.
Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya
berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak
beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.
Eceng
gondok biasanya tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air
yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat
mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan
ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Sebagai
tumbuhan air eceng gondok berperan dalam menangkap polutan logam berat. eceng
gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing-
masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak
bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35
mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan
logam lain.
2.2 Plankton dan
Peranannya Dalam Ekosistem Perairan Tawar
2.2.1 Pengertian Plankton
Plankton adalah organisme (tumbuhan atau hewan) yang hidup melayang-layang di dalam air tanpa mempunyai kemampuan untuk melawan gerakan air. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan-pergerakan air
(Nybakken, 1988).
Pada umumnya
plankton berukuran renik. Ada beberapa jenis yang berukuran sedang sehingga
mudah dilihat dengan mata telanjang. Plankton merupakan organisme perairan pada tingkat
trofik pertama yang berfungsi sebagai penyedia energi.
Plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme
akuatik yang berbeda yaitu organisme fotosintetik atau fitoplankton dan
organisme non fotosintetik atau zooplankton (Anonim,
2009).
1)
Fitoplankton
Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopik (bersel tunggal,
berbentuk filamen atau berbentuk rantai) yang menempati bagian atas perairan.
Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm).
Gambar
2. Beberapa jenis Fitoplankton
2)
Zooplankton
Zooplankton
atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang
hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai
hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang
dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi
kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya
gerakan arus itu sendiri ( Hutabarat dan Evans, 1986).
Gambar
3. Beberapa Jenis Zooplankton
Zooplankton bersifat heterotrofik, yang
maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik.
Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan
organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi, zooplankton lebih
berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
2.2.2
Peranan Plankton Dalam Ekosistem Perairan
Pada ekosistem perairan organisme utama yang mampu
memanfaatkan
energi cahaya adalah tumbuhan
hijau terutama fitoplankton. Fitoplankton merupakan
organisme autotrof yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan
organik dari bahan anorganik melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya. Sebagai organisme autotrop fitoplankton berperan sebagai produsen primer yang mampu mentransfer energi cahaya menjadi energi kimia berupa bahan organik pada selnya yang dapat dimanfaatkan oleh
organisme lain pada
tingkat tropis diatasnya.
Parsons dkk dalam Sunarto
(2008) menjelaskan bahwa fitoplankton
merupakan produsen terbesar pada
ekosistem perairan. Pada ekosistem akuatik kurang lebih 95% produktivitas primer dilakukan
oleh fitoplankton. Fitoplankton di perairan tawar
didominasi oleh alga hijau. Alga hijau ini mengapung dipermukaan air dan sering
ditemukan bersama-sama dengan hewan-hewan mikroskopik.
Tingkat Trofik 3 Konsumer
Sekunder
Tingkat Trofik 2 Konsumen
Primer
Tingkat Trofik 1 Produsen
Primer
Gambar 4. Piramida makanan
yang menunjukkan tingkat tropis
Produsen dan konsumen
Sebagai produser
primer, fitoplankton menduduki tingkatan terbawah
pada piramida makanan (Gambar 4), artinya fitoplanktonlah yang mendukung
seluruh kehidupan di perairan. Dengan kata lain fitoplankton menduduki tropik level
paling rendah dan berperan mentransfer energi matahari dan mendistribusikan
energi tersebut pada organisme laut melaui rantai
makanan. Apabila dilihat bentuk piramida makanan maka bisa diartikan bahwa semakin
ke atas ukuran individu bertambah sedangkan jumlah individu menurun. Sebaliknya jumlah
fitoplankton jauh lebih besar dibanding zooplankton dan
ikan tetapi ukurannya jauh lebih kecil.
Bahan organik hasil proses fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh
zooplankton yang menduduki tropik level kedua pada piramida makanan. Pada
tingkat tropik ini zooplankton berperan sebagai organisme
herbivora atau konsumen
primer. Sebagian besar zooplankton memakan fitoplankton atau
detritus dan memiliki peran penting dalam dalam rantai makanan pada ekosistem
perairan. Beberapa spesies memperoleh makanan melalui
uptake langsung dari bahan organik yang terlarut.
Zooplankton pada
dasarnya mengumpulkan makanan melalui mekanisme feelter feeding atau
raptorial feedeng. Zooplankton filter feeder menyaring seluruh makanan yang
melewati ’mulutnya’ sedangkan pada raptorial feeder sebagian makanannya
dikeluarkan kembali. Proses saling memangsa antar satu dengan yang lainnya
disebut rantai makanan (food chain) sedangkan rangkaian rantai makanan disebut
jaring makanan
(food web). Pada rantai makanan maupun pada jaring makanan
fitoplankton menempati tempat yang terendah sebagai
produser primer. Rantai makanan dimulai dari fitoplankton sebagai produser dan
zooplankton sebagai konsumer (grazer). Apabila
terjadi kematian baik fitoplankton maupun zooplankton maka akan menjadi mata
rantai pertama dalam rantai makan detritus (detritus food chain).
2.3
Bentos dan Peranannya Dalam Ekosistem Perairan Tawar
2.3.1
Pengertian Bentos
Bentos adalah
organisme air yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam atau pada
sedimen dasar periran yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan
ineralisasi material organik yang memasuki perairan. Berdasarkan sifat hidupnya
bentos dibedakan antara Fitobentos yaitu organisme bentos yang bersifat
tumbuhan dan zoobentos yaitu organisme bentos yang bersifat hewan (Barus,
2004).
Barnes
dan Mann dalam Asary (2012)
menyatakan bahwa berdasarkan letaknya bentos dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
kelompok, yaitu infauna dan epifauna. Infauna adalah bentos yang hidupnya
terpendam didalam substrat perairan dengan cara menggali lubang, sebagian hidup
tersebut sesil dan tinggal di suatu tempat. Epifauna adalah bentos yang hidup
di permukaan dasar perairan yang bergerak dengan lambat diatas permukaan dari
sedimen yang lunak atau menempel dengan kuat pada substrat padat yang terdapat
pada substrat dasar perairan.
2.3.2
Peranan Bentos Dalam Ekosistem Perairan
Bentos
adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada
pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi,
bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup
relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan,
karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan
tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan
dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang
kualitasnya berubah-ubah Diantara hewan bentos yang relatif mudah di
identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis
yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal
dengan makrozoobentos (Zulkifli, 2012).
Makrozoobentos
berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan
siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Keberadaan hewan
bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah
produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Sedangkan
faktor abiotik yang berpengaruh adalah kondisi fisik kimia perairan.
Bentos
sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut ini
akan diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem.
1)
Bentos berfungsi dalam proses rantai
makanan.
Bentos merupakan bagian
penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Berbagai jenis zoobentos ada
yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai
konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada
umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar
("bottom feeder")
Selain itu, zoobentos
membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama
yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik
yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk
menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan (Chusnia, 2010).
2)
Bentos dapat digunakan untuk melihat
kualitas air pada suatu perairan.
Tidak seperti ikan,
bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari
efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu,
bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air
danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh
ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan.
2.4 Perifiton dan Peranannya Dalam Ekosistem
Perairan Tawar
2.4.1
Pengertian Perifiton
Perifiton adalah mikroorganisme baik tumbuhan maupun hewan yang
hidup menempel, bergerak bebas atau melekat pada
permukaan benda-benda yang
ada
di sungai seperti
batu, kayu, batang-batang tumbuhan air, dan sebagainya. Perifiton dari kelompok hewan pada umumnya terdiri dari protozoa dan Rotifera, sedangkan
perifiton dari kelompok tumbuhan sebagian besar terdiri dari mikroalga
(Afrizal, 1992). Perifiton adalah campuran kompleks
dari alga, cyanobacteria, mikroba heterotrofik, dan
detritus yang melekat pada dasar ekosistem perairan .
2.4.2 Peranan Perifiton Dalam
Ekosistem Perairan Tawar
Perifiton adalah
bagian dari trofic level yang memiliki peranan baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Biomassa yang terbentuk
merupakan sumber makanan alami bagi biota air yang lebih tinggi yaitu zooplankton, juvenil
udang, moluska
dan ikan (Klumpp et al.,1992 dalam Zulkifli,
2000).
Dalam suatu
perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan
sebagai produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton akan
selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat
hidupnya. Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan
ikan.
Karena perifiton relatif tidak
bergerak, maka kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh
kualitas air sungai tempat hidupnya.
Organisme perifiton mempunyai
peranan penting dalam penyedia produktivitas perairan, karena dapat melakukan
proses fotosintesis yang dapat membentuk zat organik dari zat anorganik.
Organisme ini juga memanfaatkan nutrien yang ada di ekosistem lamun. Beberapa perifiton diantaranya ada yang berbentuk koloni, yang memiliki
kemampuan melekat pada permukaan substrat lebih baik daripada mikroalga
lainnya.
Diatom perifiton merupakan
indikator biologi yang baik untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi
pada suatu badan air (Odum, 1971). Perubahan kandungan senyawa kimia yang masuk
ke dalam suatu perairan merupakan faktor penting dalam mempelajari perkembangan
komunitas diatom perifiton (Afrizal, 1992).
Peran penting diatom perifiton dapat dilihat dalam ekosistem perairan, hal ini
berhubungan dengan fungsi diatom perifiton sebagai produsen dalam rantai
makanan yakni penghasil bahan organik
dan oksigen (Manahal 1998 dalam Zulkifli
2000).
2.5 Ikan dan Peranannya Dalam Ekosistem Perairan
Tawar
2.5.1
Pengertian Ikan
Ikan, didefinisikan secara umum sebagai hewan yang
hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan
sirp, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai
organ keseimbangannya (Anonim, 2010).
Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009,
ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Ikan dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran besar
baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.
2.5.2 Peranan Ikan Dalam Ekosistem Perairan Tawar
Di dalam ekosistem
perairan, ikan memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem
perairan. Ikan menduduki posisi dalam
rantai makanan yang cukup penting, dengan jumlah indidvidu dan komposisi jenis
yang sangat banyak menyebabkan ikan berperan penting dalam ekonomi dan ekologi
samudra. Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok
trofik selanjutnya, ikan berada pada posisi yang strategis dalam rantai
makanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulisan
makalah diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Penetralan yang
dilakukan oleh tumbuhan air ini sangat bermanfaat dalam proses pengolahan
limbah cair. Selain itu, tumbuhan ini juga berperan dalam menstabilkan pengaruh
iklim, angin, cahaya matahari dan suhu misalnya pada tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia
crassipes).
2.
Plankton terbagi
atas 2 yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton sebagai produsen dan zooplankton sebagai konsumer (grazer).
3.
Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan. Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas
air pada suatu perairan.
4.
Organisme perifiton mempunyai peranan penting dalam penyedia produktivitas
perairan, karena dapat melakukan proses fotosintesis yang dapat membentuk zat
organik dari zat anorganik.
5.
Ikan berperan
penting dalam rantai makanan di perairan yakni sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok trofik
selanjutnya dalam rantai makanan.
3.2 Saran
Kritik dan saran sangat
diperlukan penulis baik dari segi isi maupun cara penulisan, hal ini bertujuann
dalam memperbaiki penulisan dimasa yang akan dating.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar